Translate this blog

Sabtu

LP Cebongan, Lagi.. TNI vs POLRI


kasus LP Cebongan Yogyakarta


Dalam sebulan ini semua media dan masyarakat benar-benar dihebohkan oleh terjadi peristiwa penyerangan yang dilakukan sejumlah orang terhadap beberapa tahanan di LP Cebongan Yogyakarta yang mengakibatkan terbunuhnya beberapa orang secara brutal.
Setelah masyarakat dibuat bingung oleh polemic tentang siapa pelakunya, akhirnya tim penyidik TNI mengeluarkan hasil investigasinya, kasus penyerangan terhadap tahanan di LP Cebongan Yogyakarta benar dilakukan oleh sejumlah oknum anggota kopassus.

LP Cebongan

Tulisan ini dibuat bukan untuk memojokkan atau pun mencerca satu pihak dan mengangkat atau membanggakan kelompok lain. Tinjauan ini hanya mencoba melihat sebuah sisi yang sudah lama menjadi persoalan bangsa, masalah kita bersama.
Aparat dan Sindikat

Kisah Pengadilan TPK (Humor politik)


korupsi,hukum,humor,lucu


Pada sebuah sidang pengadilan kasus korupsi, Jaksa penuntut umum menyerang saksi, "Apakah benar," teriak dia, "bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"

Saksi asik menatap keluar jendela seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan yang diajukan jaksa.

"Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.

Saksi masih cuek tidak menanggapi.

Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."

"Oh, maaf," saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."

*copas dari lucubanget.com

Jumat

karikatur 3 (Jenis Demokrasi)

*disclaimer:

semua gambar karikatur yang ada di blog ini bukan karya atau hak milik blog kami, tapi diambil dari berbagai sumber menggunakan mesin pencari google image. karikatur yang kami tampilkan semata-mata karena kami anggap menarik, kami tidak bertanggungjawab atas muatan atau pesan dari gambar/karikatur terebut.

demokrasi,politik,kartun,karikatur, lucu,humor

Hai, Kamu ! Oleh : W.S. Rendra


Luka-luka di dalam lembaga,
intaian keangkuhan kekerdilan jiwa,
noda di dalam pergaulan antar manusia,
duduk di dalam kemacetan angan-angan.
Aku berontak dengan memandang cakrawala.

Jari-jari waktu menggamitku.
Aku menyimak kepada arus kali.
Lagu margasatwa agak mereda.
Indahnya ketenangan turun ke hatiku.
Lepas sudah himpitan-himpitan yang mengekangku.

Jakarta, 29 Pebruari 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi

Rabu

ARTI POLITIK (Humor Politik)

Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti “politik”. Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya kepada ayahnya apa arti “politik” itu.
 
arti politik, humor politik


Ayahnya yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif memberikan penjelasan, “Baiklah nak, ayah akan mencoba menjelaskan dengan misal, ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah Investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya Pemerintah.
Kami di sini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau Rakyat. Pembantu, kita memasukkan dia ke dalam Kelas Pekerja.
Dan saudaramu yang masih balita, kita menyebutnya Masa Depan. Sekarang, pikirkan hal itu dan kita lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami.”

Si anak, kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya.
Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adiknya yang masih bayi menangis. Ia melihat bahwa adiknya mengompol. Si anak lalu menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak.
Karena tidak ingin membangunkannya, ia pergi ke kamar pembantu. Pintu terkunci, ia mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya.
 
Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti “politik”.
Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah, ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya sebagai berikut:

"Politik adalah hal di mana para Investor meniduri Kelas Pekerja, Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan."

*sumber: lucu.com

karikatur 2 (Partai Anti Korupsi)

*disclaimer:

semua gambar karikatur yang ada di blog ini bukan karya atau hak milik blog kami, tapi diambil dari berbagai sumber menggunakan mesin pencari google image. karikatur yang kami tampilkan semata-mata karena kami anggap menarik, kami tidak bertanggungjawab atas muatan atau pesan dari gambar/karikatur terebut.

karikatur, kartun, gambar lucu, politik
karikatur deklarasi partai anti korupsi

karikatur 1 (pajak-gayus)

*disclaimer:
semua gambar karikatur yang ada di blog ini bukan karya atau hak milik blog kami, tapi diambil dari berbagai sumber menggunakan mesin pencari google image. karikatur yang kami tampilkan semata-mata karena kami anggap menarik, kami tidak bertanggungjawab atas muatan atau pesan dari gambar/karikatur terebut.

karikatur, kartun, gambar lucu, politik
karikatur pajak - gayus

Memilih, Dipilih, dan INGIN dipilih

pemimpin politik


Mufakat dan Suara Terbanyak


Tidak bisa dipungkiri bahwa cara mufakat, secara aklamasi bersama-sama memilih atau menunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin bagi kita, adalah cara yang paling ideal dalam memilih seorang pemimpin. Tapi kemudian beberapa faktor menjadi penyebab sulitnya untuk bisa sepakat memilih seorang pemimpin:
  • luasnya wilayah. Akibat luasnya wilayah dan banyaknya penduduk, sehingga tidak memungkinkan lagi diadakan sebuah pertemuan bersama untuk secara sepakat memilih seorang pemimpin.
  • banyaknya kelompok, golongan, yang masing-masing menginginkan wakil dari pihaknya lah yang menjadi pemimpin. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh sebuah rasa lebih tinggi, lebih banyak, lebih mulia, lebih baik, atau adanya sebuah ketakutan hak-hak mereka akan terabaikan jika yang menjadi pemimpin berasal dari kelompok lain.
  • sistem yang dianut, ideolagi yang dipakai.
  • ambisi pribadi, banyaknya orang yang merasa dirinya pemimpin dan ingin menjadi pimpinan.

YANG TERLUPAKAN (Puisi Anak Negeri)

puisi

Langkahku sudah letih…
suaraku meredup...
Air mataku sudah cukup menyuburkan
Pohon-pohon kokoh di negeri ini…
namun pelukan untuk anakku
masih hangat dan menenangkannya…

Penderitaan seakan
menjadi sahabat tebaik dalam hidup
tersenyum pun aku tak mampu lagi
sisa senyum yang masih tersimpan
hanya mampu ku ukir utk buah hatiku
agar jadi kekuatan baginya….

Bukannya aku bagian dari Negara ini??
Bukannya aku adalah salah satu anakmu??
Namun mengapa aku seakan terlupakan??
Nama kaumku selalu dipakai untuk meraut keuntungan bagimu..
Kau menyimpan harapan kosong dlm hatiku
saat nama kaumku kau zebut dgn alasan “memperjuangkan”
Memperjuangkan apa????
Memperjuangkan dompetmu??
Memperjuangka perut anak istrimu??
Lalu siapa peduli tangisanku di tanah kandung ibuku sendiri???
Kau membuat aku takut akan takdirku sendiri.

(oleh Meggy Kahlasi)

*sumber: lokerpuisi.web.id

BANJIR JAKARTA, SALAH SIAPA? (Humor Politik)

Di sela-sela warga jakarta kebanjiran, para Mantan Gubenur dan Gubernur saling berdebat. Coba simak kata-kata obrolan para mantan Gubernur DKI saat meninjau banjir...

Sutiyoso : "Zaman saya dulu banjirnya gak separah ini lho Fok..!!"


Foke : "Apalagi Zaman saya mas Yos... Gak pernah banjir sebesar ini..."


Jokowi : "Sudah... sudah... kalian ndak usah ribut, memang yang salah itu saya, kenapa TELAT JADI Gubernur DKI..."


humor politik
 

dikutip dari ketawa.com, foto diambil dari kabar24.com